MSDM II

Tantangan MSDM
1. Globalisasi, menjadikan dunia seolah-olah mengecil karena teknologi informasi dan komunikasi. Strategi untuk menghadapinya yaitu menciptakan pasar baru, produk berkualitas, dan membentuk cara berfikir/ mind set yang percaya diri.
2. Rantai nilai dan daya saing SDM, yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan ini adalah innovative, making decision fast, harga kompetitif, dan pelayanan yang memuaskan.
3. Teknologi, internet telah menjadi dunia manusia sehingga menjadi tantangan bagi MSDM bagaimana caranya memanfaatkan internet sebagai penunjang SDM. Strategi untuk menghadapi tantangan ini adalah dapat memanfaatkan internet dengan efektif & efisien dan dapat memanfaatkan teknologi teleconference.
4. Transformasi, merupakan perubahan yang diperlukan secara continue. Sebagai contoh dalam organisasi dapat dilakukan restrukturisasi dan perampingan.
5. Profitabilitas, yang dimaksud disini adalah meningkatkan penerimaan/ laba, dan meminimumkan biaya produksi (low cost). Strateginya yaitu fokus pada pertumbuhan dengan melibatkan pelanggan, mendorong pelanggan membeli lebih banyak lagi. Menciptakan kompetensi inti dengan menciptakan produk baru, merger, akuisisi dan joint venture.
6. Pemusatan kemampuan (Fokus power), dengan cara membangun kepercayaan diri bisa dilakukan dengan memperhatikan karyawan, menjadi pembatas, mencapai kemampuan berubah, inovasi terus – menerus, HR mampu merekrut dan memberikan penghargaan kepada karyawan.
7. Perubahan, dilakukan dengan transformasi dengan cepat dan nyaman, rekayasa ulang (reengineering), dan meminimalkan paradok individu.
8. Tantangan intelektualitas, dengan cara menarik, mempertahankan, dan meningkatkan SDM.

Menjadi Mitra Strategis
Manajer SDM mengubah strategi menjadi suatu tindakan. Strateginya antara lain; membentuk kualitas struktur organisasi, teknologi, kurikulum/ sop, dan SDM-nya.

Tantangan:
1. Menghindari rencana strategis di atas rak
2. Menciptakan keseimbangan skor card
3. HR menyelaraskan rencana SDM terhadap bisnis
4. Mengawasi perbaikan cepat, tidak bisa terlalu memanfaatkan jalan pintas.
5. Menciptakan kemampuan fokus dalam perusahaan

SDM = rencana bisnis
Yang diperhatikan yaitu kompetensi, akuntabilitas, dan leadership yang baik.

Membangun kompetensi
Fokus kepuasan pelanggan:
1. Produk berkualitas. Diferensiasi, fitur berfariasi, dan kreatifitas tinggi.
2. Pelayanan memuaskan. Cepat, tepat, dan cermat.

Sebagai mitra strategis membentuk kerangka diagnosis untuk organisasi yang merupakan penilaian sistematis dan praktik organisasi selaras dengan tujuan bisnis. Empat langkah diagnose organisasi:
1. Mengidentifikasi arsitektur organisasional (system, design, integration, operational system) untuk menciptakan organisasi efektif.
2. Proses penafsiran arsitektur
3. Persiapan kepemimpinan & peningkatan pelatihan
4. Menetapkan prioritas

Menurut Gilbert ada 6 faktor mengenai arsitektur organisasional:
1. Pembagian pemikiran, identifikasi umum dan budaya organisasi.
2. Kompetensi (pengetahuan, keahlian, kemampuan karyawan)
3. Konsekuensi terhadap standar kerja manajemen, mengukur, sistem penilaian dan feed back.
4. Penguasaan meliputi pelaporan hubungan organisasi, decision making, policy, dan communication process.
5. Proses kerja/ kapasitas manajemen perubahan

Tujuan arsitektur organisasional adalah menciptakan organisasi efektif

HR professional harus memimpin dalam mengusulkan, menciptakan, praktik terbaik dalam perubahan budaya, kompetensi, konsekuensi, dan kepemimpinan.

Kesimpulan:
HR profesional sebagai mitra strategis adalah kondisi ketika mereka memiliki kemampuan untuk menerjemahkan strategi bisnis untuk suatu tujuan.